By Luciola Eberta Jovita. Powered by Blogger.
RSS

Zaman Akhir





Suatu ketika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bangun dari tidur dalam keadaan memerah mukanya, beliau lalu berkata, 
“La ilaha illallah, celaka orang-orang Arab karena keburukan telah dekat, telah terbuka hari ini benteng penghalang Ya’juj dan Ma’juj seperti ini beliau melingkarkan antara ibu jari dengan telunjuk lalu ditanyakan, “Apakah kita akan dibinasakan, padahal ada orang-orang shalih di tengah-tengah kita?” Beliau menjawab, “Ya, jika al khabats telah merajalela.” (HR. Al-Bukhari-Muslim)

Kata al-khabats dalam hadits ini memiliki makna segala perbuatan yang merupakan bentuk kemaksiatan terhadap Allah, serta dilakukan kapan saja dan di mana saja, (banyak dijumpai di setiap waktu dan tempat).

Jika kita mencermati hadits di atas, lalu melihat kenyataan dalam kehidup-an kita sehari-hari, sungguh akan mun-cul kekhawatiran, jangan-jangan apa yang disabdakan Nabi tersebut adalah sesuatu yang akan terjadi pada masa-masa ini. Hadits tersebut menjelaskan, bahwa jika kemaksiatan telah tersebar dan merajalela, maka artinya iman menjadi sesuatu yang sangat minoritas, kebaikan dan keberkahan rizki telah lenyap, rasa aman tidak ada lagi, banyak terjadi huru-hara dan wabah penyakit. Sementara itu kesia-siaan menjadi sesuatu yang mendominasi, keadaan masyarakat berubah total, kemungkaran dianggap kebaikan, sedangkan kebaikan menjadi sesuatu yang diingkari. Inilah salah satu tanda akan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj yang merupakan satu di antara sekian per-tanda, bahwa Kiamat telah di ambang pintu.

Dan kenyataan membuktikan wallahu a’lam, bahwa yang terjadi di masa ini merupakan sebuah indikasi, bahwa apa yang disabdakan oleh Rasulullah tersebut telah mendekati kenyataan. Beliau telah memberitahukan kepada kita beberapa tanda dekatnya Hari Kiamat yang terjadi di akhir zaman. Di antaranya yaitu:

1. Orang tidak Memperhatikan Halal dan Haram (Menghalalkan Segala Cara)

Dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,  
“Sungguh akan datang kepada manusia ini suatu masa, di mana seseorang sudah tidak peduli lagi, bagaimana caranya mendapatkan harta, apakah secara halal ataukah dengan cara haram.”
Termasuk katagori mencari harta secara haram adalah dengan memprak-tekkan riba dan rentenir. Tidak dapat kita pungkiri, bahwa sektor muamalah, ekonomi dan bisnis kini telah didomi-nasi oleh sistem ribawi, yaitu dengan bermunculannya bank-bank dan lem-baga perkreditan yang mempraktek-kan riba atau pun person-person yang berprofesi sebagai rentenir.

2. Waktu Terasa Pendek

Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
“Tidak akan terjadi kiamat, sehingga waktu menjadi terasa pendek.” (HR. Al-Bukhari)
Setahun mejadi terasa sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu bagaikan sehari, sehari terasa sejam dan sejam bagai semenit.

Para ulama berbeda pendapat tentang arti lafal taqarub az-zaman (waktu menjadi pendek) dalam hadits di atas, di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:
  • Sedikitnya keberkahan di dalam waktu (umur).
  • Cepatnya hari-hari berlalu.
  • Ada pula yang mengatakan cepatnya waktu dikarenakan beragamnya sarana transportasi dan komunikasi, sehingga yang jauh menjadi terasa dekat.
3. Pasar-Pasar Berdekatan.

Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,
“Hari Kiamat tidak terjadi sehingga fitnah tersebar, banyak kebohongan dan pasar-pasar saling berdekatan.” (HR. Ahmad)
Makna dari hadits ini wallahu a’lam adalah banyaknya pasar yang menyebar di mana-mana, atau juga mudah dan cepatnya untuk pergi dari satu pasar ke pasar lain, meskipun jaraknya jauh.

4. Banyak Kekejian, Terputusnya Silaturahim dan Buruknya Bertetangga.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, 
“Kiamat tidak terjadi, sehingga kekejian dan saling berbuat keji tersebar, silaturahim terputus dan hubungan pertetanggaan menjadi buruk.” (HR. Ahmad)
Al fahsy atau kekejian adalah dosa atau kemaksiatan yang sudah sangat keterlaluan keburukannya.


5. Banyak Gempa Bumi

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ia berkata, 
“Telah bersabda Rasul Allah Subhannahu wa Ta'ala , “Tidak akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi gempa bumi.” (HR. Bukhari)
Bencana gempa bumi adalah salah satu kejadian untuk menumbuhkan rasa takut manusia kepada Allah serta merupakan hukuman atas dosa-dosa yang mereka perbuat. Banyaknya gempa bumi merupakan salah satu tanda-tanda akan terjadinya kiamat, dan ketika itu juga tersebar kerusakan dan fitnah di muka bumi.


6. Munculnya Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang

Nabi menyebut mereka sebagai kasiyat ‘ariyat (berpakaian namun telanjang) karena, meskipun mereka memakai baju, tetapi pada saat yang bersamaan juga telanjang. Ini dikarena-kan pakaian yang dikenakan tidak berfungsi menjadi tutup bagi anggota tubuhnya, bisa karena transparan, pendek dan span atau bisa juga karena ada bagian-bagian tubuh yang terbuka dan sengaja dibuka-buka, sebagaimana banyak kita saksikan pada masa ini.



7. Tersebarnya Musik-Musik

Di dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda, 
“Akan ada kelak dari umatku segolongan kaum yang menghalalkan perzinaan, sutra, minuman keras (khamer) dan alat-alat musik.”


KIAT-KIAT MENGHADAPI FITNAH



1. Selalu Bertakwa Kepada Allah

Tidak diragukan lagi, bahwa ketak-waan merupakan senjata paling kuat untuk menghadapi fitnah. Ia ibarat bahtera yang kokoh dan tahan oleh hempasan gelombang. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. 65: 2, 4)
Banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan kita semua untuk selalu bertakwa, dan biasanya ia selalu terkait dengan keberuntungan dan kemenangan.



2. Beristighfar, Merendahkan Diri dan Bersandar kepada Allah

Yaitu dengan menampakkan kehinaan, kemiskinan, kefakiran, sebagaimana layaknya seorang hamba serta mengikrarkan taubat kepada-Nya. Allah Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman mengisahkan Nabi Yunus,
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka, bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya, maka ia menyeru dalam keada-an sangat gelap, “Bahwa tak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim”. (QS. 21: 87)


Dalam ayat lain Dia juga berfirman,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsa-raan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan syaitan pun menampakkan kepada mereka baiknya apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. 6: 42-43)
Alizberkata, “Tidaklah bencana itu turun, kecuali karena dosa dan tidaklah ia diangkat, kecuali dengan taubat.”



3. Memperbanyak Shalat, Do’a dan Kebaikan

Dari Umu Salamah Radhiallaahu anha dia berkata, “Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bangun tidur dalam keadaan tersentak, beliau berkata, 
“Subhanallah, apa yang telah diturun-kan Allah berupa kekayaan (sebagai cobaan), apa pula yang telah diturunkan Allah dari fitnah? Adakah suami yang membangunkan penghuni-penghuni kamar- Yaitu istri-istrinya- untuk shalat? “Berapa banyak wanita yang berpakaian di dunia namun telanjang di akhirat.” (HR. Al-Bukhari)


Hadits ini menjelaskan, bahwa ketika terjadi fitnah, maka dianjurkan untuk memperbanyak shalat dan do’a, terutama di waktu malam, karena ia merupakan waktu yang mustajab.

Ada beberapa penjelasan tentang maksud dari sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam, wanita berpakaian di dunia namun telanjang di akhirat di antaranya yaitu:
  • Berpakaian di dunia dengan menge-nakan berbagai macam baju karena kekayaan yang dimilikinya, namun telanjang di akhirat dalam arti tidak memiliki pahala karena tidak pernah mengerjakan amal kebaikan.
  • Memakai pakaian di dunia, namun tidak menutupi auratnya, sehingga Allah menghukumnya di akhirat dengan keadaan telanjang tanpa busana.
  • Berpakaian di dunia, dalam arti mempunyai suami yang shalih, namun dia tidak mau mengikuti keshalehan suaminya, sehingga tidak memiliki amal kebaikan. Karena di hadapan Allah kelak, suaminya yang shalih tidak dapat lagi menjadi pembelanya.
4. Menjauhi Tempat-Tempat Fitnah

Termasuk cara yang sangat efektif, agar terbebas dari fitnah adalah menjauhi tempat-tempat yang di sana banyak terjadi fitnah. Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda,

“Orang yang beruntung adalah yang manjauhi fitnah, orang yang beruntung adalah yang manjauhi fitnah. Sungguh orang yang beruntung adalah yang men-jauhi fitnah.Sedangkan orang orang yang diuji dengannya, lalu mau bersabar, maka itulah kesabaran yang menak-jubkan.” (HR. Abu Dawud)


5. Mencegah Kezhaliman

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, 
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah, bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. 8:25)
Imam Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini, “Allah Subhannahu wa Ta'ala memperingatkan hamba-hamba-Nya yang beriman akan adanya fitnah, yaitu ujian dan cobaan yang menimpa semua orang, yang jahat maupun yang baik. Allah tidak mengkhususkan fitnah tersebut hanya bagi orang yang melakukan kemaksiatan dan yang terlibat langsung dalam dosa, namun semuanya terkena tanpa bisa menolak dan mencegahnya.”

Sesungguhnya amar ma’ruf nahi mungkar, merupakan salah satu sebab untuk memperoleh kebaikan, keama-nan dan kenikmatan dari Allah. Sebalik-nya, meninggalkannya adalah sebab dari kebinasaan, kerusakan dan kelemahan. Orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar akan mendapatkan keselamatan dari Allah di saat manusia tertimpa bencana dan azab.

Kami memohon kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala agar menjauhkan kita semua dari berbagai fitnah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi dan mudah-mudahan Dia selalu melimpahkan ampunan dan belas kasih-Nya, menjauhkan kita dari segala keburukan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam, keluarga dan para shahabatnya.


Kutaib, “Mata Na’udu wa Natadhara’u” Asma binti Rasyid Ar Ruwaisyid.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanda-Tanda Kiamat



Berikut adalah cuplikan dari buku The Approach of Armageddon atau Kiamat mendekat (serambi) tulisan Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (q) mengenai banyaknya orang Barat yang masuk Islam belakangan ini. Semoga ini menjadi perhatian bagi kita akan makin dekatnya hari akhir..

Orang-orang Barat Masuk Islam

Nabi saw. memberi sebuah isyarat dalam hadis berikut bahwa pada akhir zaman orang-orang Barat (al-maghrib) akan masuk Islam dalam jumlah besar.

Al-Mustawrid al-Qurasyî berkata kepada ‘Amr ibn al-‘Âsh (ketika al-Qurasyî mengunjungi kediamannya), “Saya pernah mendengar Nabi saw. bersabda, ‘(Ketika) datang akhir zaman, orang-orang Romawi akan menjadi mayoritas.’” Ketika ‘Amr ibn al-‘Âsh mendengarnya, ia kaget dan berkata, “Cermati ucapanmu!” Al-Mustawrid al-Quraysî berkata, “Aku mengatakan apa yang aku dengar dari Rasulullah.” ‘Amr ibn al-‘Âsh berkata, “Jika apa yang kamu katakan benar, maka itu bisa dipercaya karena mereka memiliki empat keutamaan. Mereka orang yang paling tenang dan sabar dalam menghadapi percekcokan. Mereka cepat pulih setelah mengalami musibah. Mereka kembali menyerang setelah dipukul mundur. Mereka bersikap baik kepada orang miskin, anak yatim, dan orang lemah. Keutamaan kelima dalam diri mereka adalah bahwa mereka tidak mendukung penindasan penguasa tiran.” (Shahîh Muslim, “Kitab al-Fitan,” hadis ke-2898, dan disebutkan oleh murid al-Albânî, Mushthafâ Syalabî dalam Shahîh ‘Asyrât al-Sâ‘ah, h. 179.)

Hadis ini sangat menarik sehingga banyak ulama klasik yang berusaha menafsirkannya karena, hingga belakangan ini, hadis ini belum bisa dipahami dengan baik. Orang-orang Islam tidak terlalu memerhatikan hadis ini meskipun ia terdokumentasikan dengan baik dan bahkan diterima oleh penulis “salafi” belakangan, Nâshir al-Dîn al-Albânî, yang banyak menolak hadis. Al-Albânî mencoba mengurangi hadis sebanyak mungkin, namun ketika ia sedang “membenahi” kitab-kitab hadis sahih untuk membersihkannya dari hadis-hadis yang ia anggap palsu, ia tidak bisa menolak kesahihan hadis ini. Ketika hadis ini bisa bertahan, sementara hadis-hadis sahih lainnya ditolak oleh al-Albânî, menunjukkan bahwa hadis ini sangat kuat dan kesahihannya tidak dipertanyakan lagi. Meskipun terdapat kenyataan bahwa hadis ini diterima oleh semua ulama dan disebutkan dalam Shahîh Muslim, orang-orang Islam mudah sekali melupakannya. Karena nilai penting hadis ini tidak dipahami, kaum muslim pada masa lalu tidak menyadari betapa hadis itu membuktikan dengan gamblang keagungan Nabi saw. Kini, makna hadis itu sudah semakin jelas. Sebelum memasuki pembahasan hadis itu, perlu saya tegaskan bahwa pemaparan ini hanyalah penjelasan atas hadis Nabi tanpa maksud mendukung atau mengkritik rezim politik mana pun.

Al-Qurasyî mengatakan kepada ‘Amr ibn al-‘Âsh bahwa Nabi saw. bersabda, “Orang-orang Rûm akan menjadi kelompok mayoritas.” Pada masa lalu, orang-orang nonmuslim biasa disebut dengan ‘Ajam (untuk orang Persia) atau Rûm (untuk orang Romawi). Semua orang yang berasal dari Eropa atau daerah di luar kawasan Semenanjung Arab akan disebut sebagai orang Rûm. Pada kenyataannya, istilah Rûm memiliki dua makna. Salah satunya adalah orang-orang ahlulkitab, dan dalam kasus khusus ini adalah orang-orang Eropa Timur. Makna kedua adalah, yaitu makna yang dimaksudkan hadis tersebut, mereka yang berasal dari Konstantinopel (sekarang Istanbul), orang-orang Eropa, dan peradaban Barat secara umum. Nabi saw. berbicara tentang orang-orang Rûm yang akan menjadi kelompok terbesar di akhir zaman. Kini, ada sekitar 1,2 milyar umat Islam, tetapi jumlah seluruh ahlulkitab lebih besar dari itu. Nabi saw. berkata bahwa jumlah orang-orang Rûm akan bertambah besar menjelang datangnya Hari Kiamat. Pernyataan tersebut sangat menyentuh orang-orang Islam, karena hadis tersebut menunjukkan bahwa kiamat sudah semakin dekat.

Nabi saw. juga mengatakan bahwa Islam akan masuk ke setiap rumah di muka bumi. Sehingga, ketika al-Mustawrid al-Qurasyî meriwayatkan hadis bahwa orang-orang Rûm akan menjadi kelompok mayoritas kepada ‘Amr ibn al-‘Âsh, ia sangat kaget dan berkata, “Apa katamu? Hati-hati dengan ucapanmu! Ini bertolak belakang dengan hadis Nabi bahwa Islam akan memasuki setiap rumah.” Al-Qurasyî menjawab, “Aku hanya mengatakan apa yang dikatakan Nabi saw.” ‘Amr ibn al-‘Âsh kemudian menyetujuinya dan melukiskan sifat-sifat baik orang-orang Rûm, yang menunjukkan bahwa mereka orang-orang yang mudah menerima Islam. Mereka orang-orang yang paling tenang dan sabar menghadapi perselisihan dan cobaan. Artinya mereka tetap menjaga kondisi mental mereka dan berusaha mencari penyelesaian terhadap persoalan yang sedang mereka hadapi. Mereka dapat memulihkan diri mereka setelah mendapat musibah, dan segera bangkit seperti sedia kala. Mereka berusaha membuat orang di sekeliling mereka menyadari persoalan yang ada agar dapat diselesaikan bersama. Mereka menyerang setelah dipukul mundur. Mereka bersikap baik terhadap orang miskin, anak yatim, dan orang yang lemah, dan mereka mendukung misi-misi kemanusiaan di seluruh dunia. Sifat baik mereka yang kelima adalah bahwa mereka tidak akan menyokong para pemimpin yang menindas rakyatnya, artinya mereka membela hak-hak asasi manusia.

Imam al-Bukhârî berkomentar bahwa hadis tentang orang-orang Rûm yang akan menjadi kelompok mayoritas menunjukkan bahwa “di akhir zaman, orang-orang Rûm akan masuk Islam. Karena sifat-sifat baik mereka hanya ditemukan dalam diri orang-orang beriman.”


Imam al-Bukhârî mendukung kesimpulan tersebut dalam hadis lainnya, “Demi Yang jiwaku ada di tangan-Nya, jika iman itu ada di atas langit, maka orang pertama yang akan mengambilnya adalah orang-orang Romawi dan Persia.”(Shahîh al-Bukhârî, 6:63, dalam penjelasan surah al-Jumu‘ah; Shahîh Muslim, hadis ke-2546)

Artinya, orang-orang nonmuslim akan berlari menggapai Islam, bahkan meskipun ia ada di atas langit. Jadi, Nabi saw. telah memprediksikan 1400 tahun yang lalu bahwa orang-orang Barat akan masuk Islam di akhir zaman, dan fenomena inilah yang sedang kita saksikan sekarang. Di tengah berbagai hambatan yang menghalangi mereka, orang-orang Barat masuk ke dalam Islam berkat kasih sayang Allah. Hal itu tidaklah sulit bagi Allah.
Tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. (Q 28:56)


Wallohu A'lam Bis Showab...



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Shalawat AT-Taajjiyyah



اَللََّهُمَّ صَلِّ وَسَّلِمْ وَبَارِكْ وَكَرِّمْ . بِقُدْرِعَظَمَةِ ذَاتِكَ الْعَلِيَّةِ . فِى كُلِّ وَقـْتٍ وَحِيْنٍ اَبَدًا .
عَدَدَمَاعَلِمْتَ وَزِنَةَ مَاعَلِمْتَ وَمِلْءَ مَاعَلِمْتَ . عَلىَ سَيـِّدِنَاوَمَوْ لاَنَامُحَمَّدٍ . وَعَلَى آلِ سَيـِّدِنَاوَمَوْ لاَنَامُحَمَّدٍ . صَاحِبِ التَّاجِ وَالْمِعْرَاجِ وَالْبُرَاقِ وَالْعَلَمِ . وَدَافِعِ الْبَلاَءِ وَالْوَبَاءِ وَالْمَرَضِ وَاْلاَ لَمِ . جِسْمُهُ مُطَهَّرٌ مُعَطَّرٌ مُنَوَّرٌ . مَنِ اسْمُهُ مَـْكتُوْبٌ مَرْفُوْعٌ مَوْضُوْعٌ عَلَى اللَّوْحِ وَالْقَلَمِ . شَمْسِ الضُّحَى بَدْرِالدُّجَى نُوْرِالْهُدَى مِصْبَاحِ الظُّـلَمِ . اَبِى اْلقَاسِمِ سَيِّدِ اْلكَوْ نَيْنِ وَشَفِيْعِ اْلثَّّـقَلَيْنِ . اَبِى اْلقَاسِمِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ سَيِّدِاْلعَرَبِ وَاْلعَجَمِ . نَبِيِّ اْلحَرَمَيْنِ مَحْبُوْبٌ عِنْدَرَبِّ اْلمَشْرِقـَيْنِ وَاْلمَغْرِبَيْنِ . يَاأََيـُّهَااْلمُشْـتَاقـُوْنَ لِنُوْرِجَمَالِه صَلـُّـْواعَلَيْهِ وَسَـلِّمُوْاتَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ بِجَمِيْعِ الصَّلَوَاتِ كُلِّهَاعَدَدَمَافِى عِلْمِ اللهِ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَالِه وَمَنْ وَالاَهُ فِى كُلِّ لَحْظَةٍ اَبَدًا بِكُلِّ لِسَانٍ لاِ َهْلِ اْلمَعْرِفَةِ بِالله (ثَلاَ ثًا) عَدَدَ خَـْلقِكَ وَرِضَى نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ.
اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَعَلَى الِـ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍ وَاْلاَصْحَابِ صَلاَ ةً وَسَلاَمًا تَرْفَعُ بِهِمَا بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ الْحِجَابُ وَتُدْ خِلَنِىْ بِهِمَاعَلَيْهِ مِنْ اَوْسَعِ بَابٍ وَتَسْقِيْنِيْ بِهِمَا بِيَدِهِ الشَّرِْيفَةِ اَعْذَبَ اْلكُؤُ ْوسِ مِنْ أَحْلَى شَرَابٍ ( ثَلاَ ثَ ) عَدَدَ خَـْلقِكَ وَرِضَى نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ.

ARTI SHOLAWAT AT TAJIYAH

Ya Allah, Limpahkanlah Shalawat dan salam, berikanlah keberkatan dan kemuliaan, sebesar keagungan Dzat-Mu Yang Maha Tinggi, di setiap waktu dan kesempatan, selama-lamanya, sebanyak bilangan yang Engkau ketahui, sebesar bilangan segala yang Engkau ketahui, dan sepenuh bilangan segala yang Engkau ketahui, kepada junjungan dan pemimpin kami Muhammad saw, pemilik mahkota, Nabi yang (diistimewakan dengan) Mi’raj, kendaraan Buraq dan dengan bendera (Liwa’ al-Hamd). Nabi yang jasadnya suci dan disucikan, beraroma harum semerbak dan bercahaya. Nabi yang namanya ditinggalkan dan terpampang di Lauh al-Mahfuz dan Qalam. Matahari diwaktu Dhuha, purnama dikegelapan malam, cahaya petunjuk, pelita kegelapan, Abi al-Qasim, pemimpin dua alam dan pemberi syafaat bagi jin dan manusia. Nabi dari dua tanah haram, yang dicintai Tuhan penguasa Masyriq dan Maghrib. Wahai siapa yang merindukan (untuk melihat) cahaya keindahannya, ucapkanlah shalawat dan salam kalian kepadanya.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam, dengan segenap shalawat yang ada didalam ilmu Allah, atas junjungan kami Muhammad saw dan keluarganya serta orang-orang yang mengikutinya. Dalam setiap waktu, selam-lamanya, dengan segala bentuk ungkapan orang-orang yang telah mengenal Allah swt (ahli ma’rifah) (3 kali), sebanyak bilangan makhluk-Nya, Keridhoan diri-Nya sebesar keagungan arsy-Nya dan sebanyak bilangan tinta kalimat-Nya.

Ya Allah, Limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya serta para sahabatnya. Shalawat dan salam yang dengannya Engkau angkat hijab yang mendidindingi diriku dengannya, kau masukan aku kedalam pintu yang paling lebar, dan kau tuangi aku dengan tangan yang mulia dan dari cawan yang terindah, semurni-murni dan serta semanis-manis minuman, sebanyak bilangan makhluk-Nya, keridhan dari-Nya, sebesar keagungan arsy-Nya dan sebanyak bilangan tinta kalimat-Nya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

My Gadget

Indonesia my song collection.



My Nasyid collection


My memories of music















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisah Perjalanan Imam Junaid AL Bagdadi


hidup dan spiritual seorang imam Junaid, penulis menyertakannya agar dapat dijadikan sebagai ‘itibar dalam mengarungi dunia yang pana ini, dengan cerita ini mutiara hikamah dapat dipetik dari sebuah pola hidup orang besar. Adapun cerita-cerita itu sebagai berikut:
1. Junad dengan Seorang Wanita CantikSetiap insan yang ingin mencapai keridhaan Allah pastinya akan menerima ujian dan cobaan. Imam Junaid menerima ujian dari beberapa orang musuhnya setelah pengaruhnya meluas. Mereka telah membuat fitnah untuk menjatuhkan citra Imam Junaid.

Musuh-musuhnya telah bekerja keras menghasut khalifah di masa itu agar membenci Imam Junaid. Namun usaha mereka untuk menjatuhkan kemasyhuran Imam Junaid tidak berhasil.

Musuh-musuhnya berusaha berbuat sesuatu yang bisa memalukan Imam Junaid. Pada suatu hari, mereka menyuruh seorang wanita cantik untuk memikat Imam Junaid. Wanita itu pun mendekati Imam Junaid yang sedang tekun beribadat. Ia mengajak Imam Junaid agar melakukan perbuatan terkutuk.

Namun wanita cantik itu hanya dikecewakan oleh Imam Junaid yang sedikitpun tidak mengangkat kepalanya. Imam Junaid meminta pertolongan dari Allah agar terhindar daripada godaan wanita itu. Beliau tidak suka ibadahnya diganggu oleh siapapun. Beliau melepaskan satu hembusan nafasnya ke wajah wanita itu sambil membaca kalimah Lailahailallah. Dengan takdir Tuhan, wanita cantik itu rebah ke bumi dan mati.

Khalifah yang mendapat berita kematian wanita itu akhirnya marah kepada Imam Junaid karena menganggapnya sebagai suatu perbuatan yang melanggar hukum.

Lalu khalifah memanggil Imam Junaid untuk memberikan penjelasan di atas perbuatannya. “Mengapa engkau telah membunuh wanita ini?” tanya khalifah.“Saya bukan pembunuhnya. Bagaimana pula dengan keadaan tuan yang diamanahkan sebagai pemimpin untuk melindungi kami, tetapi tuan berusaha untuk meruntuhkan amalan yang telah kami lakukan selama 40 tahun,” jawab Imam Junaid.

Cerita imam Junaid di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa cobaan paling besar dalam kehidupan manusia, apalagi orang besar adalah wanita, karena wanita banyak mengantarkan orang meraih kesuksesan seperti pepata “dibalik kesuksesan besar laki-laki,dibelakangnya ada wanita-wanita perkasa”, akan tetapi tidak dapat pula disangkal bahwa wanita juga banyak menyebabkan orang hancur, terperangkap dalam belenggu setan, kesuksesan Junaid membendung godaan wanita cantik itu, menyebabkan ia menjadi orang yang kian bersinar di zamannya.

2. Junaid dan Iblis
Dikisahkan dari junaid: pada suatu hari Junaid ingin melihat Iblis, Junaid berkata: aku berdiri di pintu masjid dan dari kejahuan terlihatlah olehku seorang tua yang sedang berjalan ke arahku, begitu aku memandangnya, rasa ngerih mencekam perasaanku.

“siapakah engkau ini?”, aku bertanya.

“yang engkau inginkan”, jawabnya.

“wahai makluk yang terkutuk”, aku berseru, “apakah yang menyebabkan engkau tidak mau bersujud pada Adam?”

“bagaimanakah pendapatmu Junaid?”, Iblis menjawab, “jika aku bersujud kepada yang lain daripada-Nya?”

Junaid mengisahkan, betapa ia menjadi bingung karena jawaban Iblis itu. Dan dari dalam lubuk hatiku terdengarlah sebuah seruan, “katakanlah, engkau adalah pendusta, seandainya engaku adalah seorang hamba yang setia niscaya engkau menaati perintah-Nya”.

Ketika Iblis mendengar kata-kata ini, ia meraung nyaring. “demi Allah Junaid, engkau telah membinasakan aku!” dan setelah itu iapun hilang.[11]

Cerita ini dapat dijadikan pelajaran bahwa Iblis selalu membuat manusia terperangkap dalam logika yang menyesatkan dengan argument yang secara rasional sehingga dapat di percaya, sehingga banyak manusia yang menjadi korbannya.

3. Junaid dan Pengemis
Ketika Junaid sedang berkhutbah, salah seorang pendengarnya bangkit dan mulai mengemis. “orang ini cukup sehat”, Junaid berkata dalam hati. “ia dapat mencari nafkah, tetapi mengapa ia mengemis dan menghinakan dirinya seperti ini?”

Malam itu Junaid bermimpi, di depannya tersaji makanan yang tertutup tudung.

“Makanlah!”, sebuah suara memerintah Junaid. Ketika Junaid mengangkat tudung itu, terlihat olehnya si pengemis terkapar mati di atas piring.

“aku tidak mau memakan daging manusia”, jawab Junaid menolak.

“ tetapi bukanlah yang itu telah engkau lakukan kemarin ketika berada di dalam masjid?”

Junaid segera menyadari bahwa ia bersalah karena telah melakukan fitnah di dalam hatinya dan oleh karena itu ia dihukum.

“Aku tersentak dalam keadaan takut”, Junaid mengisahkan. “aku segera bersuci dan melakukan shalat sunnat dua rakaat.” Setelah itu aku pergi keluar mencari si pengemis.. Kudapatkan ia sedang berada di tepi sungai Tignis. Ia sedang memunguti sisa-sisa makanan sayuran yang dicuci di situ dan memakannya. Si pengemis mengangkat kepala dan terlihat olehnya aku yang sedang menghampirinya. Maka bertanyalah ia kepadaku: “Junaid sudahkah engkau bertaubat karena berprasangka buruk terhadapku?” sudah, jawabku. “jika demikian pergilah dari sini. Dia-lah yang menerima taubat hamba-hamba-Nya. Dan jagalah pikiranmu”.

4. Junaid Meninggal Dunia
Ketika ajalnya sudah dekat, Junaid menyuruh sahabat-sahabatnya untuk membentangkan meja dan mempersiapkan makanan.

“Aku ingin menghembuskan nafasku yang terakhir ketika sahabat-sahabatku menyantap seporsi sop”, Junaid berkata.

Kesakitan pertama menyerang dirinya.

“Berilah aku air untuk bersuci”, ia meminta kepada sahabat-sahabatnya.

Tanpa disengaja mereka lupa membersihakan sela-sela jari tangannya. Atas permintaan Junaid sendiri kekhilafan ini mereka perbaiki. Kemudian Junaid bersujud sambil menangis.

“Wahai ketua kami”, murid-muridnya menegurnya,”dengan semua pengabdian dan kepatuhanmu kepada Allah seperti yang engkau telah lakukan, mengapa engakau bersujud saat-saat seperti ini?”

“tidak pernah aku merasa lebih perlu bersujud dari pada saat-saat ini”, jawab Junaid.

Kemudian Junaid membaaca ayat-ayat al-Qur’an tanpa henti-hentinya.

“dan engkau pun membaca al-Qur’an?”, salah seorang muridnya bertanya.

“siapakah yang lebih berhak dari padaku membaca al-Qur’an, karena aku tahu bahwa sebentar lagi catatan kehidupanku akan digulung dan kulihat pengabdian dan kepatuhanku selama tujuh puluh tahun tergantung di angkasa pada sehelai benang. Kemudian angin bertiup dan mengayungkan kesana kemari, hingga aku tak tahu, apakah angin itu akan memisahkan atau akan mempertemukan dengan-Nya. Di sebelahku akan membentang tebing pemisah surga dan neraka, dan disebelah yang lain adalah Malaikat maut. Hakim yang adil akan menantikanku disana, teguh tak tergoyahkan di dalam keadilan yang sempurna. Sebuah jalan telah terbentang di hadapanku dan aku tak tahu dimana akan hendak dibawa”.

Setelah tamat dengan al-Qur’an yang dibacanya, dilanjutkannya pula tujuh puluh ayat dari surah al-Baqarah.

Kesakitan kedua menyarang Junaid.

“sebut nama Allah”, sahabat-sahabatnya membisikkan.

“aku tidak lupa “, jawab Junaid. Tangannya meraih tasbih dan keempat jarinya kaku mencengkram tasbih itu, sehingga salah seorang muridnya harus melepaskannya.

“dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”, Junaid berseru, kemudian menutup matanya dan sampai pulalah ajalnya.

Ketika jenazahnya dimandikan, saalah seorang yang ikut memandikannya bermaksud membasuh matanya. Tetapi seruan dari langit mencegah: “lepaskan tanganmu dari mata sahabatku. Mataku tertutup bersama nama-Ku dan tidak akan dibukakan kembali kecuali ketika dia menghadap-Ku nanti”. Kemudian ia hendak membuka jari-jari Junaid untuk di basuhnya. Sekali lagi terdengar suara mencegah: “jari-jari yang telah kaku bersama nama-Ku tidak akan dibukakan kecuali melalui perintah-Ku”.

Ketika jenazah Junaid di usung, seekor burung dara berbulu putih hinggap di sudut peti matinya. Percuma saja para sahabat mencoba mengusir burung itu, karena ia tidak mau pergi. Akhirnya burung itu berkata :

“janganlah kalian menyusahkan diri kalian sendiri dan menyusahkan aku. Cakar-cakarku telah tertancap di sudut peti mati ini oleh paku cinta. Itulah sebabnya aku hinggap disini. Janganlah kalian bersusah payah. Sejak saat itu jasadnya dirawat oleh para malaikat. Jika bukan karena kegaduhan yanh kalian buat, niscaya jasad Junaid telah terbang ke angkasa sebagai sebagai seekor elang putih bersama-sama dengan kami”..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

The Story of My Life!


Ghazal 1419 Translated by Nader Khalili

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kuran- Kerim Yasin Genc Musluman "hasan bin abdullah"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS






•.¸¸.•´¯`•.♥ RENUNGKANLAH :.•´¯`•.¸¸.•.




MAN 'ARAFA NAFSAHU FAQAD 'ARAFA RABBAHU

"Siapa yang mengenal dirinya,  mengenal ia akan TuhanNya"

"RahmatKu itu lebih besar dari kemurkaanKu" 

"Alloh itu sayang kepada hamba-hambanya lebih dari sayang ibu kepada anaknya" 

Makin banyak harta-benda, uang, rumah dan taman yang indah dimilikinya,  makin pedih dan payahlah ia hendak meninggalkan semua itu.   Kepedihan dan kesusahan ini akan dibawa hingga selepas mati karena jiwa yang sudah biasa dengan nafsu dunia itu akan menjadi sombong juga selepas mati dan di Akhirat kelak akan merasakan kesusahan dan kepedihan karena kemauan dan keinginan yang tidak merasa puas. 


"Tidak ada orang yang tahu Hal Raja melainkan Raja itu sendiri.  Alloh telah memberi kita Raja dalam bentuk yang kecil yang memerintah kerajaan yang kecil.  Dan ini adalah satu salinan kecil Diri (Zat)Nya dan KerajaanNya.  Dalam kerajaan kecil pada manusia itu, Arash itu ialah Ruhnya;  ketua segala Malaikat itu ialah hatinya,  Kursi itu otaknya, Luh Mahfuz itu ruang khazanah khayalan atau pikirannya.   Ruh itu tidak bertempat dan tidak bisa dibagikan dan ia memerintah tubuhnya  sebagaimana Alloh memerintah Alam Semester Raya ini.  Pendeknya,   tiap-tiap orang manusia itu diamanahkan dengan satu kerajaan kecil dan diperintahkan supaya jangan lengah dan lalai mengatur kerajaan itu. "

firman Alloh dalam Al-Qur'an : 







"Dan tidak ada suatu mahluk pun di bumi melainkanAllah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam mahluk itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Hud:06)  "
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS. 41:53)"

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (Luqman:20)



"Pintu sebuah daripada peti itu terbuka dan kelihatanlah penuh dengan cahaya:  Ini menunjukkan waktu yang dipenuhinya dengan membuat amalan yang sholeh.  Hatinya akan terasa indah dan bahagia sekali,  bahkan sedikit saja rasa bahagia itu pun sudah cukup membuat penghuni neraka melupakan api neraka yang bernyala itu. 
Kemudian peti yang kedua terbuka,  maka terlihatlah gelap gelita di dalamnya.  Dari situ keluarlah bau busuk yang amat sangat hingga orang terpaksa menutup hidungnya:  Ini menunjukkan waktu yang dipenuhinya dengan amal maksiat dan dosa.  Maka akan dirasainya azab yang tidak terhingga bahkan sedikit saja pun dari azab itu sudah cukup menggusarkan ahli syurga. 

Selepas itu terbuka pintu peti yang ketiga,  dan kelihatanlah kosong saja,  tidak ada gelap dan tidak ada cahaya di dalamnya:  Inilah melambangkan waktu yang dihabiskannya dengan tidak membuat amalan sholeh dan tidak juga membuat amalan maksiat dan dosa.  Ia akan merasa sesal dan tidak tentu arah seperti orang yang ada mempunyai harta yang banyak membiarkan hartanya terbuang dan lepas begitu saja dengan sia-sia."

Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). ( Al -Israil:72)
 
"Dunia ini celaka dan semua hal dalam dunia ini celaka,  kecuali Zikir Alloh (mengenang Alloh) dan apa-apa saja yang membantu (untuk mengingati Alloh) ” 

Kenanglah nasihat Al-Qur'an;

" Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat dari Tuhannya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka, dan kendati pun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya "  (Al-Kahfi:57) 



Alloh SWT berfirman : 

" Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan. "

"Walaupun sekiranya Alloh mengampuni kamu,  setelah hidup disia-siakan,  kamu tidak akan mencapai derajat orang-orang yang Sholeh dan pasti kamu akan meratapi dan manangisi kerugianmu itu.   Oleh itu jagalah lidahmu,  matamu dan tiap-tiap anggota mu yang tujuh itu kerena semua itu mungkin menjadi pintu untuk menuju ke Neraka". 
Suatu masa,  Nabi bertanya kepada Alloh,  "Wahai Tuhan,  siapakah kekasihmu?" Terdengarlah jawaban,
"Siapa yang berpegang teguh kepadaKu seperti bayi dengan ibunya,  mengambil perlindungan dengan MengingatiKu seperti burung mencari perlindungan disarangnya,  dan yang marah melihat dosa seperti singa yang marah yang tidak takut kepada apa dan siapa pun." 


karena inilah Alloh berfirman kepada Nabi Musa di Gunung Sinai, 

"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa:
"Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (Al Araaf:143)"
Hakikat hal ini adalah sebagaimana benih manusia itu menjadi manusia,  dan biji tamar menjadi pohon tamar,  begitu jugalah mengenal Alloh yang diperoleh di dunia ini akan bertukar menjadi "Memandang Alloh" di akhirat kelak,  dan mereka yang tidak mempelajari pengetahuan itu tidak akan mendapat pandangan itu.  Pandangan ini tidak akan dibagi-bagikan sama rata kepada mereka yang tahu tetapi "konsep pemahaman" mereka tentangnya akan berbeda-beda sebagaimana ilmu mereka.


"Wahai jiwaku,   engkau hanya hidup sekali.  Tiap-tiap saat yang berlalu tidak akan datang lagi dan tidak akan dapat diambil kembali kerena di Hadirat Alloh Subhanahuwa Taala,    bilangan nafas turun naik yang dikurniakan kepada engkau itu telah ditetapkan dan tidak boleh ditambah lagi.  Inilah perjalanan hidup dalam dunia hanya sekali,   tidak ada kali yang kedua dan seterusnya.  Oleh itu,  apa yang engkau hendak perbuat,  buatlah sekarang.  Anggaplah seolah-olah hidupmu telah berakhir,   dan hari ini adalah hari tambahan yang diberi kepada engkau karena karunia Alloh Subhanahuwa Taala juga.  Alangkah ruginya membiarkan hari ini berlalu dengan sia-sia.   Tidak ada yang lebih rugi dari itu lagi."



Firman Alloh SWT dalam Al-Quran :

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah (Zikir). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah (Zikir) hati menjadi tenteram.(AR RAD:38)


"Maha Suci Alloh" (SubhanAlloh)
"Puji-pujian Bagi Alloh (Alhamdulillah)
"Tiada Tuhan Melainkan Alloh (La ilaha illAlloh)
"Alloh Maha Besar" (Allohu Akbar).




Terjemahan Kitab Kimyatusy- Sya'adah - KIMIA KEBAHAGIAAN - Karya : Imam Al-Ghazali








































  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS